klik juga blog-pcpm atau puisi.

06 Juli 2008

Merayu Tuhan Di Persimpangan Jalan

Tuhan...
Mungkin terlalu buruk rupaku
Untuk menatap anggu wajahMu
Mungkin terlalu jelek suaraku
Untuk melontar kata di hadapanMu
Hanya bisikan nurani dan keinginan suci hati
Yang membawaku ke ruang-ujungMu
Rebahkan jasad kotorku di altar kuasaMu

Tuhan....
Aku memang bukan yang terbaik
Bahkan bukan orang baik-baik
Aku bukanlah cahaya putih
Bahkan mungkin tak pernah putih
Tapi,bukankah karena itu Kau manusia-kan aku?
Aku tak ingin menjadi hitam
Aku tak suka tubuhku berwarna kelam
Aku tak ingin ternoda lagi, Tuhan...

Tuhan....
Kubaca dalam lembar-lembar langit
Engkau katanya penuh kasih dan penuh sayang
WajahMu menyemai sinar kedamaian
TanganMu membentang menabur cinta, kekayaanMu
Tuhan...
Ku baca juga dalam sabda-sabdaMu
Engkau bangun istana untuk gembala-gembalaMu
Dan Penjara buat mreka yang menetangMu
Lalu, di manakah Engkau akan tempatkan aku?

Tuhan...
Aku memang bukan gembala setiaMu
Tapi aku tak suka masuk penjaraMu
Kalau boleh aku minta:
Garasi dariMu!
atas kejahatan-kejahatanku
RidlaMu!
untuk usaha-usahaku (jika ada)

Tuhan....
Diriku kini di persimpangan jalan
Berpikir ke mana harus melangkah
Lurus, kiri atau kanan....
Tuhan...
Tunjukkan jalan terang untukku

03.Juli.2001.Mahatthah Nasr

Mencuri Sorga

Hikayat ini bermula
Ketika seorang hamba lama tengelam
Dalam keruhnya air tuba
Dengan mata terbuka
Berharap ada permata mengalir bersamanya
Naif…ironis….

Dalam sadar ia berkata:
"Akulah muslim
aku beriman pada tuhan
yang mengatur gerak langit bumi"
Dalam sadar!

Langit menyeringai dan bumi mencibir!

Dalam sadar pula ia berkata:
"kesenangan adalah kehidupan
aku percaya pada dunia
aku meyakini kebebasan nafsu
akulah sang raja"
Dalam sadar!

Dunia terbahak dan nafsu terpingkal

Hikayat ini berlanjut
ketika sang hamba menutup mata
dan membuka kembali di lain dunia
ia terkejut
kenapa mesti ada kesenangan lagi,
serta kesengsaraan menanti?
sang hamba melamun
"haruskah sengsara yang menyapa?"
Dalam sadar!

Sang hamba nekat
melompat secepat kilat
merebut kabar kesenangan
mencuri sorga
berlari dan berlari
dan berakhir di lorong neraka
Tanpa sadar…

Sorgapun menghilang….

sayap sayap patah

Wahai langit .... Tanyakan pada-Nya Mengapa Dia menciptakan sekeping hati ini .... Begitu rapuh dan mudah terluka .... Saat dihadapkan dengan duri-duri cinta Begitu kuat dan kokoh .... Saat berselimut cinta dan asa .... Mengapa Dia menciptakan rasa sayang dan rindu di dalam hati ini .... Mengisi kekosongan di dalamnya Menyisakan kegelisahan akan sosok sang kekasih Menimbulkan segudang tanya .... Menghimpun berjuta asa .... Memberikan semangat juga meninggalkan kepedihan yang tak terkira .... Mengapa Dia menciptakan kegelisahan dalam jiwa .... Menghimpit bayangan .... Menyesakkan dada .... Tak berdaya melawan gejolak yang menerpa .... Wahai ilalang .... Pernahkan kau merasakan rasa yang begitu menyiksa ini ? Mengapa kau hanya diam .... Katakan padaku .... Sebuah kata yang bisa meredam gejolak jiwa ini .... Sesuatu yang dibutuhkan raga ini .... Sebagai pengobat rasa sakit yang tak terkendali .... Desiran angin membuat berisik dirimu ....
Seolah ada sesuatu yang kau ucapkan padaku .... Aku tak tahu apa maksudmu .... Hanya menduga .... Bisikanmu mengatakan ada seseorang di balik bukit sana .... Menunggumu dengan setia .... Menghargai apa arti cinta .... Hati terjatuh dan terluka .... Merobek malam menoreh seribu duka .... Kukepakkan sayap - sayap patahku .... Mengikuti hembusan angin yang berlalu .... Menancapkan rindu .... Di sudut hati yang beku .... Dia retak, hancur bagai serpihan cermin .... Berserakan .... Sebelum hilang diterpa angin .... Sambil terduduk lemah Ku coba kembali mengais sisa hati .... Bercampur baur dengan debu .... Ingin ku rengkuh .... Ku gapai kepingan di sudut hati .... Hanya bayangan yang ku dapat .... Ia menghilang saat mentari turun dari peraduannya .... Tak sanggup kukepakkan kembali sayap ini .... Ia telah patah .... Tertusuk duri yang tajam .... Hanya bisa meratap .... Meringis .... Mencoba menggapai sebuah pegangan ....